Wahai Saudaraku, termasuk juga dengan seseorang berusaha mencari waktu-waktu ijabah
dan waktu serta kesempatan yang utama.
Sungguh, hidup seluruhnya adalah kesempatan,
dan orang yang mendapat taufik adalah orang yang memanfaatkan kesempatan tersebut.
[PERTAMA]
Di antara waktu-waktu ijabah adalah di hari Jumat.
Waktu tersebut diharapkan ada setelah Salat Asar,
sebagaimana yang beliau Ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam sabdakan,
“Hari Jumat terdiri dari dua belas jam,
di antara itu ada satu jam, yang tidaklah seorang hamba tepat berada di waktu itu
ketika sedang meminta kepada Allah sesuatu
kecuali Dia akan memberikannya.
Carilah waktu itu di penghujung Asar
—atau di jam terakhir di penghujung Asar.” (HR. Abu Dawud)
Diriwayatkan juga atau disebutkan bahwa jam tersebut
adalah waktu antara duduknya khatib
hingga dia beranjak dari salatnya,
sebagaimana disebutkan dalam atsar dari Abu Burdah
dan juga yang diriwayatkan dan sahih dari beliau secara Marfūʿ dan Mauqūf.
Bagaimanapun itu, hendaknya seseorang berusaha mencari waktu itu,
karena itu adalah waktu yang agung.
Abdullah bin Salam pernah berkata kepada Nabi Ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam
“Kami dapati dalam Kitab Allah—maksudnya Taurat—
bahwa di hari Jumat ada satu waktu yang tidaklah seorang hamba tepat berada di waktu itu
ketika sedang meminta kepada Allah sesuatu kecuali Dia akan memberikannya, …”
Dia bertanya kepada beliau tentang waktu tersebut, lalu beliau memberitahunya,
bahwa itu berada di penghujung hari.
[KEDUA]
Termasuk waktu ijabah juga adalah doa setelah azan.
Setelah muazin selesai mengumandangkan azan
jawablah azan tersebut lalu berselawatlah untuk Nabi Ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam,
dan jika Anda selesai membaca zikir setelah azan yang warid (sesuai sunah), maka berdoalah.
Ini adalah waktu yang tidak boleh kita lalaikan.
Seseorang berkata kepada Nabi Ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam,
“Sungguh, para muazin telah mengungguli kami.”
Nabi bersabda, “Hendaknya kamu mengucapkan sebagaimana yang muazin ucapkan,
lalu berdoalah, niscaya doa itu diperkenankan bagi Anda.”
Meskipun demikian, wahai Saudara-saudaraku, hal itu tidak terjadi
kecuali bagi orang yang mengikuti muazin,
yakni selama dia menjawab muazin.
Jika kita di rumah, Saudara-saudara—hanya Allah tempat meminta pertolongan—
jarang sekali kita bisa menjawab muazin karena lisan kita sibuk bicara sendiri.
Oleh karena ini, seandainya seseorang pergi ke masjid lebih awal
sebelum azan dikumandangkan, lalu menjawab muazin,
lalu berdoa setelah azan, sungguh waktu tersebut
adalah waktu yang berkah dan agung, serta sangat mungkin diijabahi.
[KETIGA]
Waktu antara azan dan ikamah juga waktu yang utama dan diberkahi.
Namun, kita sering terlambat
untuk hadir ke masjid hingga batas waktu ikamah
—hanya Allah tempat meminta pertolongan—padahal ada riwayat sahih dari beliau Ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam
bahwa beliau bersabda, “Doa antara azan dan ikamah tidak akan tertolak.” (HR. Abu Dawud)
[KEEMPAT]
Demikian pula doa ketika sedang sujud (dalam salat).
Ketika Anda sedang sujud, wahai Hamba Allah,
berdoalah, khusyuklah, bersungguh-sungguhlah, dan merengeklah!
Nabi Ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Adapun ketika rukuk, maka agungkanlah Tuhan.
Sedangkan ketika sujud, maka bersungguh-sungguhlah dalam berdoa,
karena doa tersebut sangat layak dikabulkan bagi kalian.” (HR. Muslim)
[KELIMA]
Di antara waktu-waktu ijabah dan yang paling agung,
yang mana kita tidak mendapatkan waktu itu secara leluasa di setiap harinya,
yaitu di sepertiga malam yang terakhir.
Sungguh waktu itu adalah waktu yang penuh berkah,
waktu kelalaian dan saat ketika orang-orang tertidur,
saat di mana Tuhan yang Mahadermawan turun
dan menawarkan kebaikan, kedermawanan, keutamaan, dan karunia.
“Barang siapa yang berdoa kepada-Ku niscaya Aku akan mengabulkannya,
barang siapa yang meminta kepada-Ku, niscaya Aku akan memberikannya,
dan barang siapa yang meminta ampunan kepada-Ku niscaya Aku akan mengampuninya.” (HR. Abu Dawud)
Manusia ketika itu mungkin sedang begadang dan melakukan kesia-siaan
atau sedang dalam tidurnya.
Adapun orang yang mendapat taufik, dia akan bergegas, berwudu,
lalu berdoa dan merendahkan diri
kepada Allah ʿAzza wa Jalla, lalu mengutarakan hajat-hajatnya,
karena saat itu adalah waktu yang penuh berkah dan saat yang agung.
Nabi Ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya,
“Doa apa yang paling didengar Allah?”
Beliau menjawab, “Di sepertiga malam yang terakhir
dan di akhir salat-salat yang wajib.” (HR. At-Tirmizi)
Sepertiga malam yang terakhir,
Ini adalah waktu yang penuh berkah lagi agung, Saudara-saudara.
Itu adalah salah satu waktu ijabah
yang sangat mungkin diijabahi.
Anda salat, sedangkan orang-orang sedang tidur.
Anda berdoa, sedangkan orang-orang sedang lalai,
dan Anda sampaikan hajat-hajat Anda kepada Zat yang Mahakaya,
Maha Pemurah, Maha Penyayang, dan Maha Pengasih,
Yang sedang menawarkan kemurahan dan kedermawanan-Nya.
====
وَمِنْهَا يَا إِخْوَانِي أَنْ يَتَلَمَّسَ الْإِنْسَانُ سَاعَاتِ الْإِجَابَةِ
وَالْأَوْقَاتِ الْفَاضِلَةَ وَالْفُرَصَ
فَإِنَّ الْحَيَاةَ فُرَصٌ
وَالْمُوَفَّقُ مَنْ يَنْتَهِزُ هَذِهِ الْفُرَصَ
وَمِنْهَا سَاعَةُ الْإِجَابَةِ يَوْمُ الْجُمُعَةِ
وَتُرَجَّى هَذِهِ السَّاعَةُ إِمَّا بَعْدَ الْعَصْرِ
كَمَا قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَوْمُ الْجُمُعَةِ اثْنَتَا عَشْرَةَ سَاعَةً
مِنْهَا سَاعَةٌ لَا يُوَافِقُهَا عَبْدٌ
يَسْأَلُ اللهَ تَعَالَى شَيْئًا
إِلَّا أَعْطَاهُ
فَالْتَمِسُوهَا فِي آخِرِ الْعَصْرِ
أَوْ آخِرِ سَاعَةٍ مِنَ الْعَصْرِ
وَرُوِيَ أَوْ وَرَدَ أَنَّ هَذِهِ السَّاعَةَ
مَا بَيْنَ جُلُوسِ الْخَطِيبِ
وَانْصِرَافِهِ مِنَ الصَّلَاةِ
كَمَا وَرَدَ فِي أَثَرِ أَبِي بُرْدَةَ
وَالَّذِي وَرَدَ عَنْهُ وَثَبَتَ عَنْهُ مَرْفُوعًا وَمَوْقُوفًا
وَعَلَى كُلِّ حَالٍ فَالْإِنْسَانُ يَتَلَمَّسُ هَذِهِ السَّاعَةَ
لِأَنَّهَا سَاعَةٌ عَظِيمَةٌ
قَدْ قَالَ عَبْدُ اللهِ بْنُ سَلَامٍ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّةً
إِنَّنَا نَجِدُ فِي كِتَابِ اللهِ يَعْنِي التَّوْرَاةَ
أَنَّ فِي الْجُمُعَةِ سَاعَةً لَا يُوَافِقُهَا عَبْدٌ
يَسْأَلُ اللهَ شَيْئًا إِلَّا أَعْطَاهُ
وَسَأَلَهُ عَنْ هَذِهِ السَّاعَةِ فَأَخْبَرَهُ
أَنَّهَا فِي آخِرِ النَّهَارِ
وَمِنَ الْأَوْقَاتِ أَيْضًا … الدُّعَاءُ بَعْدَ الْأَذَانِ
فَبَعْدَ أَنْ يَفْرُغَ الْمُؤَذِّنُ مِنَ الْأَذَانِ
وَتُجِيبَ الْمُؤَذِّنَ وَتُصَلِّي عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
وَتَفْرُغَ مِنَ الذِّكْرِ الْوَارِدِ تَدْعُو
وَهَذَا وَقْتٌ لَا يَنْبَغِي أَنْ يُغْفَلَ عَنْهُ
قَالَ رَجُلٌ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
إِنَّ الْمُؤَذِّنِيْنَ يَفْضُلُونَنَا
قَالَ قُلْ مِثْلَ مَا يَقُولُ
ثُمَّ ادْعُ يُسْتَجَابُ لَكَ
وَلَكِنْ يَا إِخْوَانِي مَعَ هَذَا لَا يَحْصُلُ
إِلَّا لِمَنْ يُتَابِعُ الْمُؤَذِّنَ
وَمَتَى يُتَابِعُ الْمُؤَذِّنَ
إِنْ كُنَّا فِي الْبُيُوتِ فَاللهُ الْمُسْتَعَانُ يَا إِخْوَانُ
قَلَّ أَنْ نُتَابِعَ الْمُؤَذِّنَ وَاللِّسَانُ يَتَحَدَّثُ عَنْ نَفْسِهِ
لِهَذَا لَوْ أَنَّ الْإِنْسَانَ ذَهَبَ إِلَى الْمَسْجِدِ مُبَكِّرًا
قُبَيْلَ الْأَذَانِ وَأَجَابَ الْمُؤَذِّنَ
وَدَعَا بَعْدَ الْأَذَانِ فَإِنَّ هَذَا الْوَقْتَ
وَقْتٌ مُبَارَكٌ وَقْتٌ عَظِيمٌ وَمَظِنَّةٌ لِلْإِجَابَةِ
أَيْضًا بَيْنَ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ وَقْتٌ فَاضِلٌ وَمُبَارَكٌ
وَيَحْصُلُ تَأَخُّرُنَا كَثِيرًا
عَنِ الْحُضُورِ إِلَى الْمَسَاجِدِ إِلَى حَدِّ الْإِقَامَةِ
وَاللهُ الْمُسْتَعَانُ وَقَدْ وَرَدَ عَنْهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
أَنَّهُ قَالَ: لَا يُرَدُّ الدُّعَاءُ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ
وَالدُّعَاءُ حَالَ السُّجُودِ أَيْضًا
إِذَا كُنْتَ سَاجِدًا يَا عَبْدَ اللهِ
فَادْعُ وَتَضَرَّعْ وَاجْتَهِدْ وَأَلِحَّ
قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَأَمَّا الرُّكُوعُ فَعَظِّمُوا فِيهِ الرَّبَّ
وَأَمَّا السُّجُودُ فَاجْتَهِدُوا فِيهِ فِي الدُّعَاءِ
فَقَمِنٌ أَنْ يُسْتَجَابَ لَكُمْ
وَمِنْ أَوْقَاتٍ وَمِنْ أَعْظَمِ الْأَوْقَاتِ
مَا نَحْنُ فِي هَذِهِ الْأَيَّامِ فِي أَوْسَعِ أَوْقَاتِهِ
وَهُوَ جَوْفُ اللَّيْلِ الْآخِرِ
فَإِنَّ هَذَا الْوَقْتَ وَقْتٌ مُبَارَكٌ
وَوَقْتُ غَفْلَةٍ وَقْتٌ يَنَامُ فِيهِ النَّاسُ
وَوَقْتٌ يَنْزِلُ فِيهِ الرَّبُّ الْكَرِيمُ
فَيَعْرِضُ الْجُودَ وَالْكَرَمَ وَالْفَضْلَ وَالْعَطَاءَ
مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ
مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ
مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ
وَالْإِنْسَانُ إِمَّا فِي سَهَرِهِ وَلَهْوِهِ
وَإِمَّا فِي نَوْمِهِ
فَإِذَا هَبَّ الْمُوَفَّقُ وَتَوَضَّأَ
وَدَعَا وَتَضَرَّعَ
إِلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ وَعَرَضَ حَاجَاتِهِ
فَإِنَّ الْوَقْتَ وَقْتٌ مُبَارَكٌ وَوَقْتٌ عَظِيمٌ
سُئِلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
أَيُّ الدُّعَاءِ أَسْمَعُ؟
قَالَ: جَوْفُ اللَّيْلِ الْآخِرِ
وَأَدْبَارُ الصَّلَوَاتِ الْمَكْتُوبَةِ
جَوْفُ اللَّيْلِ الْآخِرِ
هَذَا الْوَقْتُ الْمُبَارَكُ الْعَظِيمُ يَا إِخْوَانُ
وَهُوَ مِنْ أَوْقَاتِ الدُّعَاءِ
الَّتِي هِيَ مَظِنَّةٌ لِلْإِجَابَةِ
تَقُومُ وَالنَّاسَ نَائِمُونَ
وَتَدْعُو وَالنَّاسَ غَافِلُونَ
وَتَعْرِضُ حَاجَاتِكَ عَلَى الْغَنِيِّ
الْكَرِيمِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
الَّذِي يَعْرِضُ وَكَرَمَهُ وَجُودَهُ